Sunday, January 20, 2013

ILLUSION OF CHOICE


Hari ini saya tidak tahu ada apa dengan otak saya. Sebagai Duta Gagal Move On Garis Keras saya mau memberikan sumbangsih untuk mengobati kegalauan-kegalauan para kawula muda dan kawula tua sekalian. Postingan kali ini saya ambil dari tweets-nya Kei Savourie. Saya sebenarnya bukan follower koko yang satu ini. Tetapi dia adalah orang nomor 2 setelah mantan, yang saya stalking timeline-nya. Jadi kenapa saya sampai bikin postingan khusus kali ini? Karena eh karena tweets Koko Kei kali ini bener-bener gue banget. Dan mungkin "gue banget" juga untuk kalian yang saat ini kepo blog saya. Well, tak usah banyak galau lagi, cekidot!!
















Namun, selain bersusah payah mengumpulkan tweets yang benar-benar menyindir kaum lelaki (khususnya yang sok kecakepan dan kepedean hingga memberi embel-embel pada dirinya sebagai playboy) itu, saya juga mendapati sebuah artikel. Artikel yang sungguh menelanjangi saya sebagai perempuan yang masih mencari cinta sejati. Artikel yang menguak jati diri saya sebagai gadis penggemar bad boy.

Tapi  ya sudahlah daripada bikin penasaran terus galau. Terus display name BBM-nya diganti titik doang. Terus display picture  BBM-nya diganti sayat-sayat urat nadi sampai berdarah. Saya akan bagikan artikel tersebut dengan cara klik disini.


Guys, listen to this: wanita memiliki logika bahwa jika pria terlihat keras dan kasar diluar, pasti di dalamnya sama sekali berkebalikan dengan itu! Wanita menyusun sebuah logika berdasarkan sifat empati, naluri nurturan dan fantasi mereka bahwa pria-pria brengsek itu sebenarnya, jauh di dalam diri mereka, tidak brengsek sama sekali. Sifat-sifat tersebut membuat wanita, dengan ‘mata ketiganya’, MERASA para bajingan yang dominan dan banyak aksi itu sebagai pria yang selalu-disalah-mengerti oleh masyarakat.

Bahwa jika saja ada Seorang Wanita Agung Yang Tulus Menyayangi, pria-pria itu pasti akan berubah dan menyadari keindahahan Cinta dan Kasih Sayang yang diberikan tanpa syarat kepada mereka. Bahwa pria itu akhirnya akan tenggelam dalam adorasi dan mistikus cinta abadi kepada Sang Wanita Spesial Yang Selalu Setia Berkorban Dan Memahaminya ketika dulu mereka masih berandalan, norak, dianggap kurang ajar dan salah dimengerti oleh semua orang.

Apakah itu termasuk hal yang membuat mereka turn-on? Yup, exactly. Wanita-wanita tertarik dengan aspek kejantanan, dominan, kepemimpinan seorang pria karena itu menggambarkan landasan hubungan yang sehat dan secure. Tapi ingat juga bahwa mereka adalah makhluk yang menyukai permainan arti dan simbol. Jadi para wanita selalu membayangkan dibalik semua kesempurnaan dan kegilaan pria itu, ada tersembunyi ruang-ruang kosong dan dingin yang menunggu untuk diisi oleh satu Wanita Yang Sangat Spesial.

Pria brengsek, bajingan, playboy, bandot, dan berbagai kelas penjahat kelamin memiliki sinar alamiah yang menarik perhatian wanita-wanita. Sinar yang mengkomunikasikan mereka adalah pemimpin dan petualang yang begitu tangguh dan tidak kekurangan apa-apa, sehingga jika mereka memilih seorang wanita, itu pasti karena sang wanita mengetahui apa yang tidak diketahui wanita lain untuk bisa memahami dunia pria tersebut. Dengan demikian ia menjadi Wanita Yang Sangat Spesial.


With galau dan move on,
Devanosa

Tuesday, January 15, 2013

Kisah Cinta di Jogjakarta


Alhamdulillah. Akhirnya saya berhasil mewujudkan salah satu mimpi saya yaitu berkunjung ke satu-satunya kota istimewa didunia. Bahkan lebih istimewa daripada cherrybelle. Kota itu adalah Jogjakarta. Kurang lebih satu minggu saya menghabiskan detik-detik hidup saya di kota tersebut.

Berbicara tentang Jogja entah kenapa saya punya passion yang berbeda ketika mengunjungi kota tersebut. Mungkin untuk sebagian orang yang bertandang kesana, Malioboro atau Pantai Parangtritis adalah objek wisata yang paling di buru. Namun untuk saya, satu-satunya tempat yang paling ingin saya kunjungi adalah House of Raminten (HOR).

Masih ingat postingan saya tentang sebuah game bernama ShowTime Indonesia (STI)? Kalau lupa bisa baca disini. Well, I met one of my favorite friends in STI. She was Aira a.k.a SmoochyPanda. Aira berbaik hati (bisa jadi juga khilaf) mau menjemput juga menampung saya menginap dirumahnya yang luar biasa besar dan mewah. Padahal kita baru pertama ketemu. Aira begitu saja percaya sama saya. Aira tidak tahu saja kalau saya klepto. Mungkin setelah saya pulang kemarin, dia baru sadar kalau keluarganya telah kehilangan beberapa kilogram beras karena saya makan.
Bukan. Ini bukan Duo Maia.


Jadi saya sangat-sangat berterima kasih kepada Aira ini. Aira merupakan bagian dari elemen yang membuat mimpi saya menjadi kenyataan. Tau nggak apa? Dia mengajak saya hangout ke HOR. Saya tidak tahu bagaimana menggambarkan kondisi HOR. In my honest opinion, HOR merupakan tempat yang sangat unik, etnik dan romantic. Suatu hari saya harus kembali lagi kesana bersama laki-laki yang saya cinta. :')
No Pict = Hoax. Nih fotonya nih. Huh!!!
Tapi sebenarnya bukan itu yang ingin saya tekankan dalam postingan kali ini. Saya ingin mengangkat sebuah kisah cinta. Sebuah kisah cinta yang saya tonton di Jogjakarta.

Hari itu Aira dan Nona (Adik perempuan Aira) mengajak saya menonton sebuah film Indonesia. Sejujurnya saya tidak terlalu suka dengan film-film garapan tanah air. Bukan meremehkan cuma terkadang membosankan. Film yang kami tonton adalah Habibie Ainun. Film yang diilhami dari sebuah buku itu pun di angkat ke layar lebar. Sebelumnya saya memang sempat agak penasaran dengan film tersebut. Soalnya saya pernah dikirimi sebuah chat BBM oleh Mama Indra Sari yang berisi puisi Pak Habibie untuk Bu Ainun. Dan saya tak dapat membendung air mata begitu selesai membacanya.


Aktor yang menjadi pemeran mantan presiden ketiga Indonesia adalah Reza Rahadian. Sumpah, akting Reza di film itu berkelas banget. Mirip banget sama Pak habibie. Piala Citra berhak jatuh ke Reza menurut saya. Sementara aktris yang menjadi Bu Ainun adalah Bunga Citra Lestari. Menurut pendapat saya, akting mbak BCL ini kurang memukau, tak ada greget serta kurang istimewa. Ide cerita lah yang membuat film yang diangkat dari kisah nyata ini menjadi sangat menakjubkan juga mengharukan.
  
Well, saya itu adalah orang yang paling gengsi mengeluarkan air mata apalagi kalau hanya menonton film. Namun, ketika menonton film ini saya benar-benar tak bisa membendung air mata. Segala emosi tumpah ruah dalam bening-bening kristal dipipi saya. Saya benar-benar berlinang.

Kisah Pak Habibie dan Bu Ainun membuat saya begitu iri. Kisah yang membuat saya terobsesi. Kisah yang meneteskan air mata tanpa henti setiap mengingatnya. Kisah cinta yang suci. Kisah cinta yang dipisahkan oleh mati.


Saya masih terinspirasi dengan kisah sejati dua orang insan ini. Hingga saya iseng-iseng blogwalking dan menemukan sebuah postingan yang kembali meneteskan air mata saya. Check this out.


Pada suatu hari, baru sekitar pukul 12.00 diperbolehkan masuk ke ICCU kamar Ainun. Saya dua jam terlambat, walaupun sejak pukul 09.30 sudah menunggu di kamar tunggu ICCU. Hal itu terjadi karena keadaan darurat akibat pelaksanaan operasi yang tidak direncanakan sebelumnya, maka semua pengunjung belum diperbolehkan masuk ke ICCU. Baru sekitar pukul 12.00 saya masuk. Ketika masuk, Ainun sedang menangis. 

Saya langsung bertanya: “Ainun mengapa nangis? Sakit?”

Ainun menggelengkan kepala. Lalu mata saya mengarah ke alat-alat elektronik dan segala peralatan yang dipasang di tubuh Ainun dengan sekitar 50 alat transfusi dan infusi sambil mengucapkan:

“Takut sama peralatan ini?” Ainun menggelengkan kepalanya lagi. “Saya mengerti sekarang. Kamu mengira telah terjadi sesuatu pada saya?”

Baru Ainun mengangguk kepalanya. Walaupun pada waktu itu Ainun dalam keadaannya sadar. Ainun hanya bisa mengangguk dan menggelengkan kepala karena di mulutnya dipasang alat pernafasan. Saya amat terharu karena dalam kaadaan saat dan dirawat secara intensif tersebut, Ainun masih saja memikirkan kesehatan saya.

  
Ya Allah... Ya Ampun, sedih banget yah. Tapi ada satu hal lagi yang tak kalah mengharukan. Sebuah puisi. Puisi yang dikirimkan oleh Mama Indra Sari untuk saya. Puisi Pak Habibie untuk almarhumah Bu Ainun.

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.

Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang. Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada. Aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.

Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku,

Selamat jalan, calon bidadari surgaku ….


SUBHANALLAH. Nggak berhenti-berhenti nih air mata setiap bacanya. Hiks. T____T

Teruntuk Pak Habibie dan Bu Ainun Almarhumah,
Setelah orang tua saya, kalian kini menjadi satu lagi alasan yang membuat saya percaya bahwa cinta sejati itu masih ada dan saya harus berjuang untuk menggapai serta mempertahankannya. :')) 


with tears,
-Devanosa-

Sunday, January 13, 2013

Angkuh Hati VS Keras Kepala


Banyak hal yang aku suka dari kamu.
Yang kamu tak tahu kalau aku tidak hanya melihat dengan mata.
Butuh indra lain untuk memperhatikan, mempelajari juga memahaminya.
Kamu itu sangat pendiam. Begitu cerewet.
Kamu itu jago ngelawak. Begitu pemarah.
Kamu itu sangat berantakan tapi kalau diminta bersih-bersih enggak pernah menolak.
Kamu itu enggak bisa liat gadget baru pasti ngulik dan utak atik.
Kamu itu sering sakit.Terus kalau sakit suka minta dikompres.
You are my little boy. Childish sekali.


Aku selalu bingung bagaimana menyatakan rasa cintaku padanya.
Memberitahunya bahwa aku sayang dan perhatian padanya.
Aku hanya bisa mengelap tangannya yang kotor menggunakan tissue basah setiap dia habis berkendara.
Aku hanya bisa membersihkan sendok dan garpu untuknya menggunakan tissue ketika kami makan bersama.
Aku hanya bisa membelikan vitamin C dan mengingatkan untuk mengkonsumsinya setiap hari.
Aku takut dia lelah kemudian sakit ketika aku tak ada disampingnya.
Dia yang selalu merengek minta di kompres , juga di peluk, juga di kecup keningnya yang panas.
Entah apa efeknya. Melihatnya tertidur pulas saja sudah cukup meredakan kekhawatiranku.


Dia sungguh-sungguh manja.
Dan bodohnya aku selalu saja mau memanjakannya.

Kalau makan suka minta disuapin.
Tak peduli didepan khalayak ramai.

Kalau lihat aku pakai masker wajah.
Dia selalu aja merengek minta dimaskerin juga.

Disuruh sholat susahnya minta ampun.
Mesti dicium-cium dulu baru mau sholat.

Diajak mokel bakso sama es doger pas puasa enggak pernah nolak . Alright, kami adalah partner in crime paling jago ngibul.
Ngibul bukan bohong.
 

Aku tidak akan pernah lupa ketika dia mengatakan
meet me in the morning when you wake up

Aku  tidak akan pernah lupa ketika dia protes
“Ayang, pakai bajunya jangan yang terlalu terbuka!!”

Aku tidak akan pernah lupa waktu dia sedikit sungkan mengatakan ”Ayang, aku gak hafal ayat kursi. Ajarin dong”

Aku tidak akan pernah lupa saat dia menciutkanku dengan perkataan “Ayang, kok goreng telur ceplok, kuningnya gak mateng banget. Aku kan gak suka!”

Aku tidak akan pernah lupa ketika dia menggenggam  tanganku seraya berkata 
“kapan yah di jari manismu ada cincin dari aku?”

Aku pun tak akan pernah lupa caranya menyakitiku dengan perkataan “Semua tes yang aku beri untuk tahu kamu layak apa enggak jadi istri aku tuh sama sekali enggak ada yang sesuai sama harapanku. Kamu sama sekali enggak ada yang berhasil.”

Aku tidak akan pernah lupa di bawah sinar bulan purnama, di parkiran Cilandak Town Square, hari itu dia berucap
“5 tahun lagi. Aku harap kamu masih dan lebih kuat lagi buat menunggu aku untuk mewujudkan cita-cita kita. 5 tahun lagi. Aku yakin kamu pasti bisa”

Dia selalu membuatku up kemudian down. Up and down.  Begitulah seterusnya.

Suaranya bergema ada dipikiranku.
Namun aku selalu merindukan nyanyiannya
Selalu  menantikan momen dimana dia memetik dawai.
Aku mulai mengalun menyesuaikan irama.
Dalam sebuah lagu. Aku suara satu. Dia suara dua.
Dan gitar adalah koneksi kami.

Tapi tak seterusnya semua yang manis itu menjadi legit.
Tak selamanya kenangan yang tercipta menyelamatkan sebuah cinta.
Jikalau itu memang cinta. Bisa saja nafsu belaka.
Keangkuhan hatinya.  Keras kepala dalam diriku.
Memisahkan kami menjadi dua.

Dia yang angkuh hati
Selalu saja merasa mampu mendapatkan apa yang dia mau.
Tanpa dia pahami bahwa itu bukanlah yang dia butuh.

Aku yang keras kepala.
Berpikir bahwa selama bersamanya dirinya
Aku pasti mendapatkan kesenangan utuh.
Tanpa ku sadari ada yang lebih baik dan membahagiakan selain dia.

Bagaimanapun angkuh hati dan keras kepala pernah mencoba bersatu.
Walau mereka tahu cepat atau lambat pasti akan sendiri-sendiri.
Tak ada yang kita miliki di dunia ini.
Segalanya pasti pergi dan tak abadi.