Friday, May 24, 2013

Ada Kita di Bandung

Otakku sebenarnya sudah penuh.
Sebentar lagi akan membuncah.
Herannya masih saja ada celah yang menyembul.
Membawa diri memejamkan mata dalam atmosfer kota ini.
Kota dimana tak sedetikpun kamu lepas genggaman tangan ini.

Kamu,
Dengan celana pendek berbahan jeans warna biru.
Kaos lengan pendek hijau daun. Berpadu dengan rompi hitam.
Aku,
Dengan hotpants hitam. T-shirt biru violet panjang selutut.
Serta rompi hitam garis-garis.
Kita,
Dengan warna dan gaya berpakaian andalan kita.
Juga dengan senyum muda bahagia. Mengukir kenangan yang takkan terulang.

Kota di barat pulau Jawa ini kembali mengkamuflase ragamu.
Kita yang pernah mengotori kaki dengan debu Gedung Sate.
Kita yang pernah mencoba untuk terlihat gaul di Dago Plaza.

Atau sebuah rumah berlantai dua di Sarijadi.
Dimana kamu pernah meminang aku dengan pelukan.
Memberi aku sebuah mantra kecupan berakhir kehangatan.

Kamu ingat?
Karena aku masih dan selalu ingat.

Kita pernah salah naik angkot jurusan Cicaheum.
Waktu di Cihampelas Walk, kamu pernah merengek ingin makan di Hoka-Hoka Bento.
Kita duduk di sepasang bangku depan sebelah kanan.
Didepan toko yang menjual t-shirt band favorit kita, Paramore.

Entah kemana lagi aku harus berpindah.
Atau bagaimana lagi aku harus melupakanmu.
Sampai detik ini, telepatimu masih suka mengusikku.
Dia bilang, kamu masih sering sakit. Dan itu tidak menenangkanku.

Dalam sujud kuserahkan kamu pada Sang Maha Cinta.
Kuminta Dia mencintaimu. Ku ikhlaskan kamu pada-Nya.
Bukan karena aku tak mampu hanya memang sudah tak bisa.
Tidak bisa menyentuh kalbumu dengan kota-kota kita.

Karena mereka pun telah menyerah untuk mempersatukan.

No comments:

Post a Comment