Thursday, September 13, 2012

I Love You Like I Drink Slurpee


Pernah denger mini market 24 jam bernama Seven Eleven? Atau lebih familiar ditelinga dengan nama Sevel? Yak, mini market yang di Indonesia cuma ada di Jakarta ini punya sebuah minuman andalan yang bernama Slurpee. Slurpee ini terbuat dari minuman bersoda yang ditaruh didalam sebuah mesin pembeku sehingga ketika dituang yang keluar adalah butiran seperti es serut. Dingin dan segar sekali rasanya. Entah kenapa setiap melihat atau mendengarkan orang lain berbicara tentang sosok slurpee ini, membuat aku jadi ingat seseorang. Let me say seseorang itu dengan istilah you-know-who aja karena sebenarnya ada tumblr khusus yang saya buat untuk dia. Tapi karena sekarang postingan ini orientasinya cerita bukan pernyataan langsung untuk dia jadinya lebih cocok di post disini kali yak, hihihi….


Aku rindu slurpee. Mungkin tepatnya aku rindu membeli slurpee. Atau lebih tepatnya lagi, aku rindu membeli slurpee dan meminumnya bersama seseorang. Seseorang itu adalah si you-know-who itu. Terakhir aku membeli slurpee bersama you-know-who itu sekitar dua bulanan yang lalu. Malam itu, aku masih ingat sekitar pukul 01.00 dini hari kami mampir ke Sevel. Kami hanya membeli segelas slurpee ukuran medium dan sebungkus snack rumput laut kemudian duduk lesehan didepan mini marketnya. Kami berbagi dan menghabiskannya sambil bercerita. Hiks, aku kembali terkenang betapa seringnya kami membeli slurpee ketika kami masih bersama. Ketika dunia masih mengijinkan kami untuk saling memiliki. Ketika cinta masih menang di atas segala ego dan gengsi kami.

Mungkin beberapa pelayan yang bekerja di salah satu Sevel daerah Kampung Melayu Jakarta hafal dengan pasangan bodoh yang dini hari selalu mampir membeli slurpee hampir di setiap harinya. Ketika sampai di pintu masuk, kami biasanya udah heboh untuk ancer-ancer menuang slurpee secara tepat. Tidak semua orang mampu mengalirkan slurpee ke dalam gelas dengan hanya satu kali tekanan pada alatnya. Obsesi kami berdua adalah menuang slurpee setinggi – tingginya kedalam gelas tapi jangan sampai overload. Bahkan kami terkadang menggedor – gedor mesin pembuat slurpee agar salju slurpee yang keluar tidak pelit,heee…. Yup, we’re totally stupid couple. Kami memang pasangan yang tidak tau malu. Cuma kami berdua pasangan yang suka gila – gilaan gak jelas didepan umum.

Sebenarnya slurpee sendiri itu cocoknya diminum di waktu siang hari. Disaat terik matahari dan udara di Jakarta sedang panas – panasnya.  Butiran debu eh butiran salju yang dibuat dari minuman bersoda tersebut mampu menyegarkan dan menghilangkan dahaga. Ada 4 varian rasa yang ditawarkan di mesin pembuat slurpee tersebut. Namun Slurpee favorit saya adalah yang berwarna biru muda dan rasanya seperti pepsi blue. Sementara si you-know-who selalu saya paksa membeli rasa yang lain agar saya bisa ikut mencicipi,hihihi… Setelah membeli slurpee biasanya kami bersenda gurau di pelataran depan mini market tersebut. Menyeruput slurpee sambil mengomentari orang-orang yang beraktivitas di depan kami. Terkadang malah kami memandangi sepasang muda mudi lain kemudian men-dubbing gesture mereka dengan percakapan - percakapan seenaknya sambil tertawa bersama. Karena merasa lucu, dia selalu saja tertawa keras dan terbahak-bahak. Membuat orang - orang disekeliling memandang kearah kami. Tapi karena kami pasangan yang aneh dan cuek jadinya yaa masa bodoh.

Saat itu pula (mungkin) tanpa dia ketahui, aku selalu memperhatikannya. Aku suka melihat dia tertawa. Tertawa karena joke atau banyolan yang kami buat bersama. Tertawa seolah tak ada beban hidup di balik begitu terbahaknya dia. Aku suka melihat ketika mulutnya menganga dan mengeluarkan suara yang begitu renyah. Aku suka melihat giginya yang tidak tampak pada saat dia tersenyum tapi sumringah disaat dia tertawa. Aku suka melihat bulu matanya yang lentik berkedip naik turun ketika nafasnya ada dalam zona tawa kami. Dan, aku suka ketika dia mencium keningku kemudian berkata “Ayank ini gokil ah kalo becandain orang” sambil mengelus kepalaku dengan sayang. Yah, ketika dia melakukan hal yang terakhir itu aku selalu berubah diam. Aku diam dan langsung mengalihkan perhatian dengan menyeruput Slurpee ku . Slurpee yang saljunya sudah mulai mencair. Slurpee yang sudah tak sedingin ketika diawal tadi. Slurpee yang sudah mulai berubah menjadi minuman cair berkarbonisasi.

Dalam diam tersebut aku selalu berpikir betapa aku tak butuh orang lain lagi yang pantas aku ajak tertawa bersama selain dia. Tak perlu lagi aku mencari orang lain selain dia untuk kuberikan hatiku. Tertawa hanya berdua dengan dia membuat aku berpikir bahwa walaupun aku tak punya apa - apa di dunia ini asal bisa tertawa bersamanya saja, itu sudah cukup membuatku bahagia. Betapa aku ingin terus mampu membuatnya tertawa hingga dia mengerti bahwa beban yang selama ini dia tanggung dalam hidupnya akan perlahan sirna dalam tawa kami. Menyadarkan diri kami masing-masing bahwa asalkan kami berdua terus bersama segala problematika dalam hidup ini akan mampu kami lalui dengan cinta.

Tapi entah kenapa disaat itu pula aku menyadari satu hal. Memikirkan bahwa aku tidak akan pernah bisa selamanya menjadi orang yang membuat dia tertawa. Mungkin suatu hari, aku adalah orang yang akan membuat dia menangis. Dan aku selalu sedih, setiap memikirkan bagaimana orang yang aku cintai ini akan kehilangan senyumnya? Bagaimana tawa yang terbahak itu nanti akan berubah jadi sebuah isakan? Bagaimana bulu matanya yang lentik itu nanti akan basah karena air mata? Aku tidak mau semua itu terjadi padanya. Aku tidak akan membiarkan dia terpuruk. I promise to myself. Aku akan berjuang untuk membahagiakan dia bagaimana pun caranya

Ternyata minum slurpee itu juga tidak sehat apabila berlebihan. Pernah hampir setiap hari kami membeli slurpee. Dan dalam sehari kami pernah menghabiskan 2 – 3 gelas medium slurpee. Alhasil, kami berdua terserang penyakit radang tenggorokan secara bersamaan,hee… Segala sesuatu yang berlebihan itu emang tidak baik. Ketika meminum slurpee secara berlebihan maka penyakit minimal yang akan di derita adalah radang tenggorokan. Bisa jadi sama halnya dengan perasaan dihati. When you love too much, so you will hurt so much. I love him. Maybe I love him too much 

Dan ketika aku sampai pada cerita bahwa sekarang dia telah meninggalkan aku, aku sangat terluka. Aku tak mampu menerima kenyataan bahwa slurpee itu telah mencair. He didn’t love me anymore. He left me. He made me cry. He broke my sacrifice. And, I don’t have any idea for making everything is gonna be alright. Dia telah memilih untuk berhenti bersamaku. Dia mengambil keputusan untuk tidak lagi tertawa bersamaku. Aku sendiri tidak bisa memaksakan kehendakku padanya agar hubungan kami tetap ada. Walaupun perih, aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk membuatnya bahagia. Barangkali dengan meninggalkanku dan membuat usai hubungan kami akan membuat dia bahagia. Sudah saatnya aku harus mengerti. Memang telah tiba waktunya untukku kembali mengikhlaskan orang yang aku cintai untuk menemukan kebahagiaan menurut keyakinan hatinya sendiri.

Mungkin, akan ada hari dimana dia akan kembali ke Sevel lagi. Membeli slurpee rasa favoritnya. Duduk dipelataran dan memandangi aktivitas orang – orang disekeliling. Kemudian tertawa lepas seolah tiada beban hidup. Mungkin pula saat itu, perempuan yang ada disampingnya, yang membuat dia tertawa, yang dia panggil “ayank”, yang dia kecup keningnya, yang dia elus kepalanya, sudah bukan aku lagi. Memang menyedihkan ketika mengetahui bahwa orang yang kita cintai telah memilih orang lain untuk di ajak bahagia. Tapi pernahkah kamu mendengar pernyataan bahwa kamu semestinya bahagia melihat orang yang kamu cintai telah bahagia bersama orang lain karena disitulah arti sebuah ketulusan cinta. Namun dengan adanya perpisahan ini membuat aku mengerti bahwa selama hitungan tahun ini aku tidak pernah tulus mencintainya. Secara tidak langsung, aku selalu meminta balasan hati yang sama. Aku selalu berharap dia mencintaiku sebagaimana aku mencintainya. Hingga ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa dia telah memilih orang lain, yang aku rasakan adalah rasa cemburu. Rasa cemburu yang beberapa saat kemudian berubah menjadi air mata. Air mata yang maknanya hanya mampu aku ungkapkan kepada Tuhan dalam setiap doaku di sepertiga malam – Nya yang agung.

Kecemburuanku membuat aku sadar bahwa aku tidak tulus mencintainya. Karena untuk kesekian kalinya aku tak pernah mampu merasa bahagia ketika aku tahu dia telah bersama orang lain. Aku tak setulus seperti apa yang aku gembar – gemborkan selama ini. Atau malah sebenarnya aku tidak pernah mencintainya sedikitpun? Kalau aku tulus, aku pasti sudah ikhlas atas semua yang telah terjadi. Huft, aku rindu sekali kesegaran slurpee. Entah kapan lagi aku bisa ke Jakarta dan mampir ke Sevel untuk membelinya. Atau malah aku sudah tak sanggup lagi membeli slurpee ketika kenangan yang ada didalamnya hanya akan membuat aku menangis. Slurpee mungkin hanya akan jadi saksi bisu betapa aku pernah membekukan sebuah nama dalam mesin hatiku kemudian aku alirkan kembali padanya lewat cinta agar dia tidak haus lagi akan kebahagiaan. Yah, I love you like I drink slurpee.

Foto ini saya ambil (ketika kami masih bersama) pada tanggal 29 Juni 2012 pukul 00.11 WIB. Kalau kualitas gambarnya kurang maksimal maka salahkanlah blackberry onyx saya. :)
  
Fin.
________________________________________________________________

P.S Waktu menulis ini saya ditemani oleh lagu Have I told you lately that I love you?. Lagu itu saya dengarkan berulang-ulang dalam dua versi yaitu versi Rod Stewart dan Sierra Soetedjo. :)

3 comments:

  1. link kaskus buat inspirasi : http://livebeta.kaskus.co.id/post/000000000000000319336627#post000000000000000319336627

    ReplyDelete
  2. oiya, ni ada link video bagus de :
    http://www.youtube.com/watch?v=tFoFtIqvkGE

    ReplyDelete