Pernah denger mini market 24 jam
bernama Seven Eleven? Atau lebih familiar ditelinga dengan nama Sevel? Yak, mini
market yang di Indonesia cuma ada di Jakarta ini punya sebuah minuman andalan
yang bernama Slurpee. Slurpee ini terbuat dari minuman bersoda yang ditaruh
didalam sebuah mesin pembeku sehingga ketika dituang yang keluar adalah butiran
seperti es serut. Dingin dan segar sekali rasanya. Entah kenapa setiap melihat atau
mendengarkan orang lain berbicara tentang sosok slurpee ini, membuat aku jadi
ingat seseorang. Let me say seseorang
itu dengan istilah you-know-who aja
karena sebenarnya ada tumblr khusus yang saya buat untuk dia. Tapi karena
sekarang postingan ini orientasinya cerita bukan pernyataan langsung untuk dia
jadinya lebih cocok di post disini kali yak, hihihi….
Aku rindu slurpee. Mungkin tepatnya
aku rindu membeli slurpee. Atau lebih tepatnya lagi, aku rindu membeli slurpee
dan meminumnya bersama seseorang. Seseorang itu adalah si you-know-who itu. Terakhir aku membeli slurpee bersama you-know-who itu sekitar dua bulanan
yang lalu. Malam itu, aku masih ingat sekitar pukul 01.00 dini hari kami mampir
ke Sevel. Kami hanya membeli segelas slurpee ukuran medium dan sebungkus snack
rumput laut kemudian duduk lesehan didepan mini marketnya. Kami berbagi dan menghabiskannya
sambil bercerita. Hiks, aku kembali terkenang betapa seringnya kami membeli
slurpee ketika kami masih bersama. Ketika dunia masih mengijinkan kami untuk
saling memiliki. Ketika cinta masih menang di atas segala ego dan gengsi kami.
Mungkin beberapa pelayan yang
bekerja di salah satu Sevel daerah Kampung Melayu Jakarta hafal dengan pasangan
bodoh yang dini hari selalu mampir membeli slurpee hampir di setiap harinya.
Ketika sampai di pintu masuk, kami biasanya udah heboh untuk ancer-ancer
menuang slurpee secara tepat. Tidak semua orang mampu mengalirkan slurpee ke
dalam gelas dengan hanya satu kali tekanan pada alatnya. Obsesi kami berdua
adalah menuang slurpee setinggi – tingginya kedalam gelas tapi jangan sampai overload. Bahkan kami terkadang
menggedor – gedor mesin pembuat slurpee agar salju slurpee yang keluar tidak
pelit,heee…. Yup, we’re totally stupid
couple. Kami memang pasangan yang tidak tau malu. Cuma kami berdua pasangan
yang suka gila – gilaan gak jelas didepan umum.
Sebenarnya slurpee sendiri itu
cocoknya diminum di waktu siang hari. Disaat terik matahari dan udara di
Jakarta sedang panas – panasnya. Butiran
debu eh butiran salju yang dibuat dari minuman bersoda tersebut mampu
menyegarkan dan menghilangkan dahaga. Ada 4 varian rasa yang ditawarkan di
mesin pembuat slurpee tersebut. Namun Slurpee favorit saya adalah yang berwarna
biru muda dan rasanya seperti pepsi blue. Sementara si you-know-who selalu saya paksa membeli rasa yang lain agar saya
bisa ikut mencicipi,hihihi… Setelah membeli slurpee biasanya kami bersenda
gurau di pelataran depan mini market tersebut. Menyeruput slurpee sambil
mengomentari orang-orang yang beraktivitas di depan kami. Terkadang malah kami
memandangi sepasang muda mudi lain kemudian men-dubbing gesture mereka
dengan percakapan - percakapan seenaknya sambil tertawa bersama. Karena merasa
lucu, dia selalu saja tertawa keras dan terbahak-bahak. Membuat orang - orang
disekeliling memandang kearah kami. Tapi karena kami pasangan yang aneh dan
cuek jadinya yaa masa bodoh.
Saat itu pula (mungkin) tanpa dia
ketahui, aku selalu memperhatikannya. Aku suka melihat dia tertawa. Tertawa
karena joke atau banyolan yang kami
buat bersama. Tertawa seolah tak ada beban hidup di balik begitu terbahaknya
dia. Aku suka melihat ketika mulutnya menganga dan mengeluarkan suara yang
begitu renyah. Aku suka melihat giginya yang tidak tampak pada saat dia
tersenyum tapi sumringah disaat dia tertawa. Aku suka melihat bulu matanya yang
lentik berkedip naik turun ketika nafasnya ada dalam zona tawa kami. Dan, aku
suka ketika dia mencium keningku kemudian berkata “Ayank ini gokil ah kalo
becandain orang” sambil mengelus kepalaku dengan sayang. Yah, ketika dia
melakukan hal yang terakhir itu aku selalu berubah diam. Aku diam dan langsung
mengalihkan perhatian dengan menyeruput Slurpee ku . Slurpee yang saljunya
sudah mulai mencair. Slurpee yang sudah tak sedingin ketika diawal tadi.
Slurpee yang sudah mulai berubah menjadi minuman cair berkarbonisasi.
Dalam diam tersebut aku selalu
berpikir betapa aku tak butuh orang lain lagi yang pantas aku ajak tertawa bersama
selain dia. Tak perlu lagi aku mencari orang lain selain dia untuk kuberikan
hatiku. Tertawa hanya berdua dengan dia membuat aku berpikir bahwa walaupun aku
tak punya apa - apa di dunia ini asal bisa tertawa bersamanya saja, itu sudah
cukup membuatku bahagia. Betapa aku ingin terus mampu membuatnya tertawa hingga
dia mengerti bahwa beban yang selama ini dia tanggung dalam hidupnya akan
perlahan sirna dalam tawa kami. Menyadarkan diri kami masing-masing bahwa
asalkan kami berdua terus bersama segala problematika dalam hidup ini akan
mampu kami lalui dengan cinta.
Tapi entah kenapa disaat itu pula
aku menyadari satu hal. Memikirkan bahwa aku tidak akan pernah bisa selamanya
menjadi orang yang membuat dia tertawa. Mungkin suatu hari, aku adalah orang
yang akan membuat dia menangis. Dan aku selalu sedih, setiap memikirkan
bagaimana orang yang aku cintai ini akan kehilangan senyumnya? Bagaimana tawa yang
terbahak itu nanti akan berubah jadi sebuah isakan? Bagaimana bulu matanya yang
lentik itu nanti akan basah karena air mata? Aku tidak mau semua itu terjadi
padanya. Aku tidak akan membiarkan dia terpuruk. I promise to myself. Aku akan
berjuang untuk membahagiakan dia bagaimana pun caranya
Ternyata minum slurpee itu juga
tidak sehat apabila berlebihan. Pernah hampir setiap hari kami membeli slurpee.
Dan dalam sehari kami pernah menghabiskan 2 – 3 gelas medium slurpee. Alhasil,
kami berdua terserang penyakit radang tenggorokan secara bersamaan,hee… Segala sesuatu
yang berlebihan itu emang tidak baik. Ketika meminum slurpee secara berlebihan
maka penyakit minimal yang akan di derita adalah radang tenggorokan. Bisa jadi
sama halnya dengan perasaan dihati. When
you love too much, so you will hurt so much. I love him. Maybe I love him too
much
Dan ketika aku sampai pada cerita
bahwa sekarang dia telah meninggalkan aku, aku sangat terluka. Aku tak mampu
menerima kenyataan bahwa slurpee itu telah mencair.
He didn’t love me anymore. He left me. He
made me cry. He broke my sacrifice. And, I don’t have any idea for making
everything is gonna be alright. Dia telah memilih untuk berhenti bersamaku. Dia mengambil keputusan untuk tidak
lagi tertawa bersamaku. Aku sendiri tidak bisa memaksakan kehendakku padanya
agar hubungan kami tetap ada. Walaupun perih, aku sudah berjanji pada diriku
sendiri untuk membuatnya bahagia. Barangkali dengan meninggalkanku dan membuat
usai hubungan kami akan membuat dia bahagia. Sudah saatnya aku harus mengerti.
Memang telah tiba waktunya untukku kembali mengikhlaskan orang yang aku cintai
untuk menemukan kebahagiaan menurut keyakinan hatinya sendiri.
Mungkin, akan ada hari dimana dia
akan kembali ke Sevel lagi. Membeli slurpee rasa favoritnya. Duduk dipelataran
dan memandangi aktivitas orang – orang disekeliling. Kemudian tertawa lepas
seolah tiada beban hidup. Mungkin pula saat itu, perempuan yang ada
disampingnya, yang membuat dia tertawa, yang dia panggil “ayank”, yang dia
kecup keningnya, yang dia elus kepalanya, sudah bukan aku lagi. Memang menyedihkan
ketika mengetahui bahwa orang yang kita cintai telah memilih orang lain untuk
di ajak bahagia. Tapi pernahkah kamu mendengar pernyataan bahwa kamu semestinya bahagia melihat orang yang
kamu cintai telah bahagia bersama orang lain karena disitulah arti sebuah
ketulusan cinta. Namun dengan adanya perpisahan ini membuat aku mengerti
bahwa selama hitungan tahun ini aku tidak pernah tulus mencintainya. Secara tidak
langsung, aku selalu meminta balasan hati yang sama. Aku selalu berharap dia
mencintaiku sebagaimana aku mencintainya. Hingga ketika dihadapkan pada
kenyataan bahwa dia telah memilih orang lain, yang aku rasakan adalah rasa
cemburu. Rasa cemburu yang beberapa saat kemudian berubah menjadi air mata. Air
mata yang maknanya hanya mampu aku ungkapkan kepada Tuhan dalam setiap
doaku di sepertiga malam – Nya yang agung.
Kecemburuanku membuat aku sadar
bahwa aku tidak tulus mencintainya. Karena untuk kesekian kalinya aku tak
pernah mampu merasa bahagia ketika aku tahu dia telah bersama orang lain. Aku tak
setulus seperti apa yang aku gembar – gemborkan selama ini. Atau malah sebenarnya
aku tidak pernah mencintainya sedikitpun? Kalau aku tulus, aku pasti sudah
ikhlas atas semua yang telah terjadi. Huft, aku rindu sekali kesegaran slurpee.
Entah kapan lagi aku bisa ke Jakarta dan mampir ke Sevel untuk membelinya. Atau
malah aku sudah tak sanggup lagi membeli slurpee ketika kenangan yang ada
didalamnya hanya akan membuat aku menangis. Slurpee mungkin hanya akan jadi
saksi bisu betapa aku pernah membekukan sebuah nama dalam mesin hatiku kemudian
aku alirkan kembali padanya lewat cinta agar dia tidak haus lagi akan kebahagiaan.
Yah, I love you like I drink slurpee.
Foto ini saya ambil (ketika kami masih bersama) pada tanggal 29 Juni 2012 pukul 00.11 WIB. Kalau kualitas gambarnya kurang maksimal maka salahkanlah blackberry onyx saya. :) |
Fin.
________________________________________________________________
P.S Waktu menulis ini saya ditemani oleh lagu Have I told you lately that I love you?. Lagu itu saya dengarkan berulang-ulang dalam dua versi yaitu versi Rod Stewart dan Sierra Soetedjo. :)
link kaskus buat inspirasi : http://livebeta.kaskus.co.id/post/000000000000000319336627#post000000000000000319336627
ReplyDeleteoiya, ni ada link video bagus de :
ReplyDeletehttp://www.youtube.com/watch?v=tFoFtIqvkGE
Wow...
ReplyDelete