Tuesday, September 11, 2012

Kalian adalah THE MOST I LOVE selamanya


Cinta yang paling tulus di dunia ini adalah cinta orang tua kepada anaknya. Mungkin, hmm… bukan “mungkin” mungkin, tapi pasti. Pasti itulah yang dirasakan orang tua kita. Jangan kalian berpikir ketika orang tua tidak mampu mengabulkan keinginan sang anak mereka hanya akan acuh begitu saja. Tidak! Mereka menangis. Mereka menangis didalam hati. Ayah akan bekerja keras mencari segala cara agar hasrat anaknya terwujud. Ibu akan lebih sering bangun di sepertiga malam untuk berdoa dan memohon pada Tuhan. Mereka hanya ingin kita bahagia. Mereka hanya ingin kita tersenyum. Mereka tidak mau melihat kita iri pada orang lain. Bahkan mereka pasti sanggup mengorbankan nyawa agar apa yang anaknya mau bisa terwujud. Pernahkah kalian memperhatikan kedua orang tua dari apa yang tidak tampak pada diri mereka? Hal – hal kecil yang bisa kalian liat setiap hari tapi tak kalian cermati.
Ayah. Aku melihat ke arah kepalanya. Aku pandangi dengan seksama rambutnya yang makin hari makin menipis juga memutih. Bahkan tanda kebotakan itu sudah mulai terlihat. Mungkin kalian berpikir, hal itu terjadi karena kurang perawatan atau tanda penuaan. Ya dua-duanya bisa jadi memang benar, tapi apakah pernah terbersit dalam hati kalian bahwa penyebab kebotakan dan uban Ayah adalah karena terlalu banyak berpikir? Berpikir sembari mengintrospeksi diri apakah dia sudah membesarkan anak-anaknya dengan benar? Hati Ayah bergejolak memikirkan apakah anak laki-lakinya sudah layak menjadi pemimpin rumah tangga? Dalam letih Ayah bertanya apakah anak perempuannya sudah dia lepaskan pada pasangan yang tepat? Apakah anak laki-lakinya tidak akan menyakiti perempuan? Apakah anak perempuannya mampu melindungi diri dari bejatnya kaum lelaki?
Ibu. Makhluk cantik ini bisa menjadi penghantar surga setiap manusia. Bahkan hanya lewat telapak kakinya, kita mampu mendapatkan surga. Namun, pernahkah kalian melihat kearah telapak kakinya? Mungkin hanya sebagian kecil dari ibu di dunia ini yang mempunyai telapak kaki yang mulus dan bersih. Selebihnya telapak kaki itu kapalan dan retak. Bahkan semakin hari semakin terlihat retakan pada tumitnya menghitam. Apakah itu Ibu kalian? Jangan berkecil hati melihat kondisi Ibu kita yang seperti itu. Justru kotornya kaki ibu kita menandakan betapa dia hampir tidak memperdulikan dirinya sendiri hanya untuk menyayangi kita anaknya? Dalam tangisnya mengalir doa dan harapan. Apakah ia sudah melahirkan putra yang tampan dan percaya diri? Apakah putri yang ia kandung selama 9 bulan akan memiliki cantik fisik dan hati? Akankah anak laki-lakinya mampu bertanggung jawab? Akankah anak perempuannya mampu menjadi istri yang baik?
Soon or later, kita juga akan menjadi orang tua. Tetapi sebelum itu kita mesti menikah. Menikah dengan pasangan hidup yang datang dari kuasa Tuhan. Mungkin hari pernikahan itu akan jadi hari terberat di masa hidup yang dialami oleh orang tua kita. Melepas buah cinta yang telah mereka besarkan dengan darah dan keringat untuk menjadi seperti mereka, ya menjadi orang tua yang juga akan membesarkan buah cintanya dengan darah dan keringat pula.
Seharusnya apabila kita menyadari kalau suatu hari kita juga akan menjadi orang tua, kita mesti berbenah diri sejak sekarang. Sebagai laki-laki dan (calon) ayah, seyogyanya laki-laki mampu bersikap bijaksana, bertanggung jawab dan berjiwa pelindung. Bukan malah punya pribadi yang tempramen, acuh serta kasar terhadap perempuan. Sebagai lelaki, bagaimana perasaanmu apabila bidadari tanpa sayap itu tersakiti fisik dan hatinya oleh kaum lelaki? Tidakkah itu sama artinya engkau dan kaum mu menyakiti Ibu, saudara atau (calon) anak perempuanmu?
Tidak ada pengecualian untuk perempuan. Makhluk lemah lembut dan anggun ini juga bisa berubah bagaikan monster. Berbanggalah anda telah menerima kodrat sebagai perempuan karena hanya pada perempuan yang mempunyai kecantikan hati lah, para bidadari surga menaruh rasa cemburu. Apa jadinya perempuan yang selalu diidentikan dengan sosok setia, keibuan dan penyabar ini mampu membuat naluri para lelaki menjadi dendam dan amarah? Tidakkah itu sama artinya engkau dan kaummu menyakiti Ayah, saudara atau (calon) putramu?
Dibalik semua harapan kedua orang tua mungkin hanya satu yang patut kita sadari bahwa mereka jatuh cinta pada kita anaknya. Jatuh cinta yang begitu tulus dan ikhlas tanpa harapkan balas. Seburuk apapun kondisi kita mereka adalah pasangan utama yang akan memaklumi dan menerima kita apa adanya. Orang tua adalah kekasih terbaik yang pernah kita miliki. Ayah adalah satu - satunya pria yang tidak akan pernah menyakiti anak perempuannya baik kata maupun perbuatan. Sedangkan Ibu, Ibu adalah pelukan dan kecupan terhangat untuk anak lelakinya.
Jadi bersyukurlah bagi kalian yang masih mempunyai orang tua yang utuh dan masih hidup. Mungkin terkadang kita pernah emosi dan meradang mendengar orang tua kita marah. Mungkin kita pernah berontak karena perbedaan pola pikir dengan mereka. Tapi yakinlah, semua yang mereka ungkapkan kepadamu adalah semata-mata ingin kamu lebih baik dari mereka.
Mohon maaflah pada mereka sebelum terlambat. Bersimpuhlah di hadapan mereka seolah – olah besok kalian sudah tidak akan berjumpa. Suatu hari, kalian akan rindu pada marah mereka. Kalian akan mengenang canda tawa bersama mereka. Karena apabila bendera duka telah berkibar, yang kalian rasakan hanyalah rindu yang tak kan habis. Rindu ingin bertemu. Rindu yang tak mampu lagi tersampaikan. Saat itu yang bisa kalian lakukan hanyalah menyesal dan menangis. Seandainya Tuhan mengatakan padaku bahwa Dia akan mengabulkan doa yang ku panjatkan pada-Nya, maka satu – satunya doa yang aku ingin Tuhan kabulkan hanyalah agar Tuhan selalu mengabulkan doa yang dipanjatkan oleh kedua orang tuaku.

Fin.

P.S Tulisan ini saya dedikasikan untuk orang tua saya, Api Subandi H. Busra dan Mamah Tina Malinda, serta seluruh orang tua mulia di seluruh penjuru jagat raya ini. Kalian adalah alasan kenapa aku selalu kangen sama rumah. Kalian adalah alasan kenapa aku selalu menangis setiap lewat pemakaman. Bila suatu hari nanti saya telah berpulang ke Rahmatullah, mungkin para pembaca tulisan ini bisa memberi tahu dalamnya rasa cinta ini pada orang tua saya. Dan tulisan di blog ini akan jadi saksi bisu cinta saya pada orang tua yang tak pernah lekang oleh waktu itu. *ngepel air mata*

No comments:

Post a Comment